PENYEBAB KEMATIAN PADA PIYIK/ANAK KENARI BARU MENETAS
Salah satu penyebab kematian pada piyik kenari yang baru menetas adalah
munculnya bercak hitam atau black spot di bagian perut. Bercak hitam ini
bisa muncul pada anakan kenari yang masih berusia 1 – 5 hari, tetapi
bisa juga pada kenari kenari muda umur 2 – 9 bulan. Black spot muncul
pada saat limpa dan/atau hati membesar akibat adanya infeksi. Selain
itu, bercak hitam ini juga bisa terjadi pada semua jenis kenari, serta
bisa menyebar dari varietas yang satu ke varietas lainnya.
Dua penyebab utama dari munculnya bercak hitam adalah circovirus dan
parasit coccidian yang menimbulkan penyakit atoxoplasmosis. Penyebab
lain misalnya oronithosis, bakteri Septicaemias dan parasit darah
lainnya seperti avian malaris (Plasmodium), Haemoprotues dan
Trypanosoma.
Penelitian di Jerman beberapa waktu lalu menyebutkan, Mycoplasma justru
menjadi penyebab utama bercak hitam di Eropa yang disebarkan oleh tungau
merah, lalat, dan burung gereja yang terinfeksi oleh parasit darah
tersebut.
Black spot dan circovirus
Circovirus telah dicurigai sebagai penyebab utama munculnya black spot
yang membunuh piyikan kenari umur 1-5 hari. Bercak hitam akibat
circovirus muncul pada sisi kanan dari perut burung penderita.
Gejala klinis yang terlihat antara lain piyikan menjadi lemah dan gagal /
sullit menerima pakan lolohan dari induknya. Akibatnya, tembolok akan
kosong dan akhirnya piyik mati setelah 3-4 hari terserang. Bercak hitam
yang disebabkan circovirus hingga saat ini masih sulit untuk
disembuhkan.
Black spot dan infeksi Mycoplasma
Seperti dijelaskan sebelumnya, penelitian di Jerman justru menemukan
adanya korelasi antara kemunculan black spot dan infeksi Mycoplasma pada
kenari. Vektor pembawa kuman ini antara lain burung lain, burung
sejenis yang terinfeksi, tungau, nyamuk, dan lalat.
Penggunaan tylosine pada pada calon induk sebelum penjodohan bisa
mencegah induk dan piyiknya kelak dari kemungkinan terinfeksi
Mycoplasma. Terapi ini digunakan dalam rangka menghilangkan infeksi
Mycoplasma dari kandang penangkaran dan mengontrol black spot selama
dalam burung berkembang biak di kandang penangkaran tersebut.
Black spot dan atoxoplasmosis
Atoxoplasmosis merupakan penyakit yang sering menyerang burung kenari,
burung gereja, dan jenis finch lainnya, serta burung dari keluarga
jalak-jalakan seperti jalak suren dan jalak bali. Penyebabnya adalah
parasit coccidian jenis Isospora serini. Jadi berbeda dari penyakit
coccidiosis (berak darah) yang disebabkan oleh parasit coccidian jenis
lain, yaitu Isospora canaria. Jika coccidiosis terbatas pada epitel
usus, maka atoxoplasmosis berkembang biak di usus, menyerang sel-sel
darah, kemudian menyebar dalam aliran darah untuk menginfeksi hati,
paru-paru, dan limpa.
Infeksi atoxoplasmosis menghasilkan bercak-bercak hitam pada kedua sisi
perut, sebuah tanda yang menunjukan pembesaran limpa dan hati. Gejala
bercak hitam ini bisa muncul pada burung muda dengan umur kurang dari 1
tahun. Setelah dewasa, ada kemungkinan burung yang dulu pernah terserang
tetap terinfeksi, namun tidak terlihat melalui tanda fisik . Burung
dewasa yang terinfeksi akan terus membawa peyakit menular tersebut
selama 8 bulan.
Adapun gejala klinis yang bisa dilihat pada piyikan atau kenari muda
yang terinfeksi antara lain selalu lesu, sering meringkuk dengan
mengembangkan bulu-bulunya, sering mendekati lampu / cahaya dengan
tujuan menghangatkan tubuhnya, perut yang membusung, diare, kembung, dan
terkadang menunjukan tanda-tanda neurologis (gangguan saraf).
Tingkat kematian bisa mencapai 80 % dari sekawanan burung muda dalam
satu kandang koloni atau aviary, di mana infeksi dari penyakit ini lebih
cepat menyebar, terlebih jika kandang penuh dengan koloni burung muda.
Indukan pembawa infeksi
Burung indukan yang terinfeksi diperkirakan akan menginfeksi
piyik-piyiknya saat ia memberikan makanan. Baik burung jantan dan burung
betina kemungkinan bisa menjadi vektor penyebaran penyakit, meski yang
lebih sering terjadi adalah induk betina, karena merekalah yang sering
meloloh anak-anaknya.
Burung indukan pun kemungkinan akan kembali terinfeksi oleh kumannya
sendiri, bercak hitam (oocysts), saat membersihkan sarang dari
kotorannya. Bercak hitam ini lebih sering terjadi pada sarang dengan
indukan yang baru pertama kali bersarang. Begitu juga dengan indukan
yang berusia di atas 3 tahun dikenal sangat rentan terhadap penyakit
bercak hitam ini.
Pengendalian dan pencegahan
Hingga saat ini belum ada obat yang secara efektif mampu menghilangkan
bercak hitam atau black spot. Jalan terbaik adalah memusnahkan burung
yang diketahui terinfeksi, sebelum terlanjur menulari anggota koloni
lainnya.
Anda juga bisa melakukan beberapa tindakan pencegahan berikut ini, agar black spot tak muncul di kandang penangkaran :
Mengkarantina burung yang baru datang selama beberapa hari dalam
kandang karantina, sebelum disatukan dengan burung lain di kandang
penangkaran.
Menjaga kebersihan kandang rutin menyemprotkan
desinfektan seminggu sekali. Khusus untuk mengatasi kutu, tungau
(termasuk tungau merah), bakteri, jamur, dan parasit, Anda bisa
menggunakan FreshAves seminggu sekali, yang sekaligus juga berfungsi
sebagai desinfektan.
Pastikan burung selalu dalam kondisi fit,
terutama memperoleh kecukupan vitamin. Jika masih ragu dengan kandungan
vitamin pada bahan pakan yang diberikan kepada kenari, Anda bisa
menambahkan BirdVit ke dalam air minum burung, minimal 2x dalam
seminggu.
Selalu menjaga kebersihan bahan pakan seperti biji-bijian,
biji kecambah, egg food, dan pakan lainnya untuk mencegah infeksi dari
bakteri Escherichia coli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar